Selasa, 12 Desember 2023

Perjalanan Mewujudkan Impian ke Jepang

Minasan, Konbanwa.

 

    Tak terasa sudah sepekan aku tidak update sesuatu y. Hari ini aku mau cerita sedikit nih tentang bagaimana aku bisa ke Jepang di tahun lalu.

 

    Jadi sejak SD aku sudah punya ketertarikan terhadap Jepang dan hal apapun yang berhubungan dengannya. Awal mulanya aku bisa tertarik dengan Jepang adalah karena ketertarikanku terhadap Naruto, anime dan manga Jepang yang populer di dunia pada masanya. Dari Naruto, aku belajar banyak hal positif seperti kehidupan, perjuangan, persahabatan, cinta, dsb. Sampai pada suatu ketika disaat ketika ketertarikanku terhadap Naruto sedang di puncak-puncaknya, terjadilah sebuah bencana alam dahsyat yang melanda negara asal Naruto tersebut pada 11 Maret 2011 silam yang menelan korban jiwa hampir sebanyak 20,000 orang. Disitu aku diperlihatkan bagaimana spirit masyarakat Jepang yang tengah berjuang untuk bertahan dan bangkit dari kondisi keterpurukan pasca bencana gempa besar dan tsunami yang melanda negeri mereka itu sangat mirip dengan bagaimana spirit Uzumaki Naruto yang berusaha bangkit dari keterpurukannya sebagai orang yang gagal di akademi dan berjuang untuk mewujudkan impiannya menjadi seseorang yang diakui oleh seluruh penduduk desa. Disitulah awal mulanya aku mulai menunjukkan ketertarikan terhadap Jepang dan hal-hal yang berbau Jepang.

 

Gambar 1. Ilustrasi transformasi Uzumaki Naruto dari yang sebelumnya merupakan orang gagal di Akademi Ninja menjadi seorang Hokage Ke-7 Desa Konohagakure. (sumber:JabarEkspres.com)

 

 
 
Gambar 2. Transformasi Kota Miyako di daerah Tohoku, Jepang ketika tsunami dan 10 tahun setelah tsunami. (sumber:The Atlantic)
 
    Sejak peristiwa bencana alam yang melanda negeri asal Naruto tersebut, aku memiliki keinginan suatu saat nanti aku harus dapat menginjakkan kaki di Jepang dan mulai membangun perencanaan untuk mewujudkan semua impianku disana. Hal tersebut semakin diperkuat dengan sebuah mimpi yang kualami pada tanggal 21 Juni 2011 dimana didalam mimpi tersebut aku dengan semua orang-orang yang berharga (keluarga besarku, teman-temanku, dan kekasihku kala itu) pergi mengunjungi Jepang dan tanpa kusadari aku terdampar di Dunia Naruto dan berinteraksi dengan para karakter Naruto disana. Sebuah mimpi yang sangat absurd namun terasa begitu nyata dan indah bagiku. Kemudian mimpi yang serupa kembali kualami ±6,5 tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 30 Desember 2017 silam. Kedua mimpi tersebut menjadi titik awal dari lahirnya impian besarku untuk dapat menempuh studi di Jepang dengan Beasiswa MEXT dan tentunya di luar itu aku juga mengupayakan banyak hal untuk dapat berkesempatan mengunjungi Jepang seperti apply seleksi kegiatan pelatihan kepemudaan (Youth). Dimulai dari mencoba apply seleksi International Young Innovators Summit (IYIS) di 2018 silam, kemudian aku juga mencoba apply seleksi International Golden Leaders Summit (IGLS) di 2018-2019 silam, hingga aku mencoba apply seleksi International Youth Leader (IYL) di 2021 silam. Nah dari semua peruntungan yang kucoba apply, yang IYIS aku mengundurkan diri dari awal karena keterkendalaan kondisi di lingkungan sekitarku kala itu, lalu yang IGLS aku gugur di seleksi wawancara pertama setelah sebelumnya aku sempat lolos dari tahap seleksi esai sebagai Top 50 IGLS Batch 2. Kemudian setelah lulus SMA di tahun 2019 aku berencana untuk apply seleksi Beasiswa MEXT Program Undergraduate IPA 2020, namun pada waktu itu aku sempat kehilangan kesempatan untuk dapat memperjuangkan kesempatan tersebut karena suatu hal sehingga aku yang waktu itu merasa down karenanya memutuskan untuk gap year selama setahun dengan tujuan memulihkan kembali semangatku sekaligus mempersiapkan diri bilamana kesempatan yang dinantikan kembali datang dan Alhamdulillah pada tahun depannya Tuhan menunjukkan jalan kepadaku lewat kehadian pandemi Covid-19 dimana kesempatan yang kunantikan untuk dapat memperjuangkan impian menempuh studi di Jepang dengan Beasiswa MEXT yang sebelumnya tertutup akhirnya terbuka tatkala pendaftaran seleksi Beasiswa MEXT Program Undergraduate IPA 2021 dibuka. Suatu keajaiban dan hikmah yang besar dibalik sesuatu yang dianggap tidak baik oleh manusia. Pada kesempatan apply seleksi Beasiswa MEXT itulah untuk pertama kalinya aku mulai memperjuangkan salah sebagian dari impian besarku secara nyata dan aku benar-benar mempersiapkan semuanya dengan baik, dimulai dari tahap pemberkasan dimana aku menceritakan semuanya tentang alasan ketertarikanku terhadap Jepang, kemudian jurusan apa saja yang hendak diambil ketika di Jepang dan apa korelasinya terhadap alasan ketertarikanku terhadap Jepang, hingga apa yang hendak dilakukan jika terpilih nanti. Dari semua yang sudah kujelaskan tersebut, aku bersyukur dapat melewati tahap pemberkasan tersebut mengingat persaingannya begitu ketat namun aku termasuk salah satu yang beruntung karena bisa lolos. Namun, pada tahapan selanjutnya aku kembali harus merasakan sakitnya kegagalan. Biarpun begitu, aku mendapati sebuah pengalaman dan insight yang baru dan berharga dari kesempatan pertamaku tersebut. Hal itulah yang terus menuntunku untuk terus memperjuangkan kesempatan mendapatkan Beasiswa MEXT Program Undergraduate IPA ini sampai batas usia maksimumku di tahun 2023 ini meskipun lagi-lagi hasilnya nihil. Dari situ aku mencoba untuk berbaik sangka bahwa mungkin kesempatanku adalah ketika pascasarjana nanti. Ya walaupun sedih dan kecewa tapi Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik menurut-Nya meskipun manusia tidak memandangnya sebagai sesuatu yang indah, bukan?
 

 Gambar 3. Pengumuman hasil seleksi esai IGLS Batch 2.
 

Gambar 4. Salah satu berkas pendaftaran seleksi Beasiswa MEXT Program Undergraduate IPA 2021 yang menjadi kali pertama aku menulis impian besarku didalamnya.


Gambar 5. Pengumuman hasil seleksi berkas Beasiswa MEXT Program Undergraduate IPA 2021. Nomor ujianku terpampang di urutan pertama yang lolos untuk mengikuti ujian tulis di Kedutaan Besar Jepang di Indonesia di Jakarta.



Gambar 6. Fotoku bersama salah satu pejuang Beasiswa MEXT Program Undergraduate IPA 2021 asal Yogyakarta, Wiweka, ketika pelaksanaan ujian tulis di Kedutaan Besar Jepang di Indonesia di Jakarta.

    Setelah percobaan pertamaku apply seleksi Beasiswa MEXT Program Undergraduate IPA 2021 silam, aku mencoba untuk apply seleksi International Youth Leader (IYL) chapter Hello Japan disamping aku berjuang kembali untuk mendapatkan Beasiswa MEXT. Ketika itu aku menjadikan spirit perjuanganku untuk mendapatkan Beasiswa MEXT sebagai alasan aku apply seleksi IYL dan berharap kalau aku belum dapat ke Jepang lewat Beasiswa MEXT maka aku harus bisa ke Jepang dulu lewat salah satu dari program kepemudaan yang aku ikuti ini sebagai bekal untukku dimasa depan dan siapa sangka disaat aku sedang berduka karena kegagalanku untuk mendapatkan Beasiswa MEXT Program Undergraduate IPA ini justru Tuhan menghiburku dengan hasil seleksi IYL dimana aku lolos walaupun hanya sebagai delegasi penerima partial funded. Tuhan memang maha baik ya hehehe.


Gambar 7. Hasil dari seleksi International Youth Leader Batch 29 Chapter Hello Japan.

    Setelah aku dinyatakan lolos sebagai salah satu delegasi IYL Chapter Hello Japan ini, ternyata ujian yang kuhadapi belum berhenti sampai disitu. Justru keberangkatanku ke Jepang yang awalnya diagendakan akan berlangsung antara musim gugur 2021 hingga awal musim semi 2022 harus tertunda begitu lama karena kondisi pandemi Covid-19 di dunia yang memburuk, padahal di tahun sebelumnya kehadiran pandemi Covid-19 sempat datang sebagai rahmat untuk perjuanganku namun kali itu berubah jadi kesedihan karena disaat yang bersamaan aku juga kehilangan beberapa anggota keluarga besarku karena Covid 2019 dan itu benar-benar jadi kabar baik yang diselimuti kedukaan. Namun setelah berbagai macam drama keberangkatan ke Jepang yang tertunda selama setahun lebih terjadi, akhirnya pada akhir 2022 silam keberangkatan ke Jepang terealisasi. The dream becomes true.


Gambar 8. Aku pertama kali menginjakkan kaki di Jepang setelah penantian panjang.


Gambar 9. Fotoku bersama beberapa delegasi IYL Chapter Hello Japan dan salah satu Orang Jepang di Bandara Internasional Narita.


Gambar 10. Suasana Tokyo Skytree di malam hari. Jika sebelumnya aku hanya bisa mengagumi keindahannya lewat internet, kali itu aku melihatnya langsung. So amazing.

 
Gambar 11. Suasana kamar di hotel tempatku menginap di Asakusa, Tokyo.

    Kegiatanku selama di Jepang adalah di hari pertama setelah kedatangan, aku dan rombongan mengunjungi Tokyo Disneyland di Urayasu, Chiba. Kemudian kami mengunjungi Kuil Sensou Ji di Asakusa, Tokyo. Kemudian kami mengunjungi Tokyo Skytree dan aku sempat masuk ke Jump Shop untuk berbelanja atribut Naruto disana. Di Jump Shop itu juga aku mendapati informasi bahwa sedang dilaksanakan Galeri Naruto di Akihabara di Chiyoda, Tokyo. Kemudian kami mengunjungi Ameyoko untuk makan siang disana. Aku sendiri ketika itu memesan nasi kebab. Rasanya luar biasa enak. Setelah makan, kami melanjutkan perjalanan ke Masjid Tokyo Camii di Shibuya, Tokyo, untuk melaksanakan Sholat Dzuhur dan Sholat Asar. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Ginza, Tokyo, dan kembali ke hotel. Untuk makan malam, kami mencari di 7 Eleven dan Family Mart di dekat hotel. Di hari pertama ini, kami merasakan pengalaman berinteraksi langsung dengan masyarakat Jepang secara nyata dan hal yang kami kagumi adalah bahwa meskipun Jepang termasuk negara yang modern tapi mereka masih tetap mempertahankan warisan budayanya dan setidaknya itulah yang kami dapat simpulkan dari perjalanan di hari pertama setelah kedatangan ini.


Gambar 12. Suasana pagi hari di pelataran hotel di Tokyo, Jepang.


Gambar 13. Pemandangan anak sekolah tengah berjalan berbaris menuju ke sekolah.


Gambar 14. Foto delegasi di Tokyo Disneyland.




Gambar 15. Di Sensou Ji Temple, Asakusa.




Gambar 16. Bunga Sakura yang mekar di penghujung musim gugur di Asakusa.


Gambar 17. Di Tokyo Skytree.



Gambar 18. Jump Shop, toko yang menjual barang-barang berbau anime dan manga.



Gambar 19. Sehabis makan siang di Ameyoko, Tokyo.


Gambar 20. Persiapan Sholat di Masjid Tokyo Camii.

Gambar 21. Foto bersama calon awardee Beasiswa MEXT Program Research Student 2024, Mas Kharisma Adhiguna, di Ginza, Tokyo. Kebetulan kami sekamar dan sebagai sesama pejuang Beasiswa MEXT dan juga sama-sama berasal dari background sains sehingga tak jarang kami saling bertukar pikiran.


Gambar 22. Sungai Sumida di malam hari. Bersih banget.

    Di hari kedua, kami melanjutkan perjalanan dengan mengunjungi Harajuku, Tokyo. Disini kami agak kecewa karena kami datang terlalu pagi sehingga masih banyak toko yang tutup. Selain itu kondisi di Tokyo pada saat itu sedang diguyur hujan sehingga udara disana jadi semakin dingin dan hampir saja kena hipotermia kalau tidak memakai sarung tangan. Selanjutnya kami kembali ke Masjid Tokyo Camii untuk persiapan Sholat Dzuhur dijamak Asar dan selanjutnya melakukan kunjungan kampus ke Tokyo Metropolitan University. Disitu kami mendapati banyak sekali pengalaman dan insight dari interaksi langsung dengan PPI Jepang disana dan sempat terbayang "kapan aku bisa merasakan kuliah di Jepang ini ya?", gumamku sambil tertawa. Setelah dari kunjungan kampus, selanjutnya kami melanjutkan perjalanan ke Shibuya, Tokyo. Disana kami berfoto dengan patung Hachiko dan merasakan pengalaman melewati persimpangan terpadat di dunia secara nyata. Wow luar biasa sekali. Setelah itu kami kembali ke hotel dan aku memanfaatkan waktu di malam harinya untuk mencari mie ramen halal di Ebisu, Shibuya, yang direkomendasikan oleh sahabatku yang sekarang sedang kuliah di Tohoku University sehingga aku kembali ke Shibuya menggunakan kereta bawah tanah (chikatetsu). Sayangnya aku tidak rezekinya bisa dapat ramen di malam itu karena aku tersasar di stasiun kereta bawah tanah dan ketika akhirnya sampai kembali di Shibuya kedai ramennya sudah tutup. Hiks :(.


Gambar 23. Di Stasiun Harajuku


Gambar 24. Di depan Takeshita Street, Harajuku.


Gambar 25. Vibes jalanan Jepang yang sangat khas di dunia.


Gambar 26. Kunjungan kampus ke Tokyo Metropolitan University di Arakawa, Tokyo.


Gambar 26. Patung Hachiko di perempatan Shibuya, Tokyo.


Gambar 27. Stasiun kereta bawah tanah Jepang. Pakai acara nyasar lagi jadinya ga dapat ramen deh :').


Gambar 28. Ya lumayan lah setidaknya bisa eksplore perempatan Shibuya yang ikonik di malam hari. Pengen balik lagi nih wkwk.

    Hari ketiga kami memanfaatkan waktu senggang sebelum pulang untuk berkeliling Tokyo. Pertama-tama kami mengunjungi Kuil Zojo-ji yang ada Tokyo Tower di Minato, Tokyo, menggunakan kereta bawah tanah. Kemudian kami mengunjungi Akihabara di Chiyoda, Tokyo. Disitu aku teringat waktu di Jump Shop sebelumnya aku mendapatkan info kalau di Akihabara sedang ada Galeri Naruto dan karena Naruto adalah alasan pertama aku menyukai Jepang maka tidak afdhal rasanya ketika aku sudah di Jepang namun tidak mengunjungi Galeri Naruto tersebut sehingga aku memutuskan untuk masuk ke Galeri Naruto tersebut. Disitu aku sangat salut dengan keramah-tamahan Orang Jepang yang mau membantuku sebagai orang asing untuk dapat mengunjungi Galeri Naruto tersebut. Dimulai dari mengantarkan aku ke 7-Eleven untuk memesan tiket masuk, kemudian sambutan ketika di dalam ruangan, hingga membantuku memotret foto didalamnya. Woah luar biasa sekali. Buatku kunjungan ke Galeri Naruto ini adalah puncak dari kepuasanku dalam perjalanan ke Jepang edisi ini karena sebagai penggemar Naruto aku sudah mendatangi negara asalnya dan mengunjungi pamerannya secara langsung. FYI, Galeri Naruto ini sendiri dibuka di hari keberangkatan aku ke Jepang dan pengisi suara dari Uzumaki Naruto dan Uchiha Sasuke, Junko Takeuchi dan Noriaki Sugiyama, yang membuka acara ini secara perdana sebagai peringatan dua dekade anime Naruto mengudara. Wah kalau saja aku tiba di Jepang lebih awal, mungkin aku bisa berjumpa dengan Takeuchi san dan Sugiyama san nih hehehe. Becanda. Setelah dari Galeri Naruto, kemudian kami mencari buah tangan untuk dibawa pulang ke Indonesia dan selanjutnya makan siang. Buatku sebagai penggemar Naruto, rasanya tidak afdhol jika ke Jepang tapi tidak bisa mencicipi makanan kesukaannya Uzumaki Naruto, yakni mie ramen, sehingga  karena kemarinnya sudah g dapat ramen maka hari itu aku berusaha untuk mencari ramen halal di sekitaran Akihabara dan aku menemukan kedainya. Tapi sayangnya begitu nyampe ternyata menu ramennya kosong. Fail deh mau mencicipi ramen otentik Jepang yang halal :(. Akhirnya setelah makan siang, kami melanjutkan perjalanan ke Universitas Tokyo di Bunkyo, Tokyo. Sejujurnya aku waktu itu udh kehilangan semangat untuk melanjutkan perjalanan karena dua kali g dapat ramen, namun karena harus menyelesaikan perjalanan akhirnya aku paksain deh. Begitu nyampe di Tokyo Daigaku, sejujurnya aku speechless karena g nyangka akan dapat mengunjungi salah satu kampus paling top di Jepang. Akhirnya setelah foto-foto. kami kembali ke hotel untuk persiapan kembali ke Indonesia. Dalam perjalanan ke bandara aku berfikir bagaimana caranya agar setidaknya aku bisa mencicipi ramen di Jepang walaupun ujung-ujungnya bukan ramen yang otentik. Akhirnya begitu sampai di Bandara Narita, aku memanfaatkan waktu menunggu check in dengan mencari Lawson dan yeah akhirnya aku bisa mendapatkan ramen juga walaupun bukan seperti yang kuharapkan tapi y it's okela daripada g dapat sama sekali y kan wkwkwk. Setelah kelar makan, aku dan rombongan kemudian Sholat terlebih dahulu dan kami mulai check in, melewati imigrasi kemudian masuk pesawat, dan pesawat take off meninggalkan Jepang. Sedih sih cuma sebentar di Jepang, tapi y aku harus bertekad dapat kembali lagi kesini dengan mewujudkan impianku kuliah di Jepang dengan Beasiswa MEXT. Aamiin.
 

 Gambar 29. Aku dan rombongan siap eksplore Tokyo wkwk.


Gambar 30. Pemandangan Sungai Sumida dan Tokyo Skytree di pagi hari.


Gambar 31. Menunggu kereta selanjutnya.






Gambar 32. Kuil Zojo-ji dan Tokyo Tower.



Gambar 33. Pesona Akihabara, surganya kaum wibu.
 













 Gambar 34. Acara inti bagi seorang Navers, mengunjungi Galeri Naruto. Wkwkw.






Gambar 35. Lagi mencari buah tangan sekaligus makan siang.



Gambar 36. Kunjungan ke Tokyo Daigaku. FYI, sahabatku yang sekarang di Tohoku University dulunya daftar juga kesini tapi gagal. Memang berat persaingan ke Todai itu.


Gambar 37. Akhirnya makan mie ramen juga di Jepang.



Gambar 38. Sedih mau meninggalkan Jepang :(. Tapi y yowes mari berjuang untuk dapat kembali kesana suatu saat nanti hehehe. Ganbare yo.

    Dari perjalanan perjuanganku tersebut, tentunya ada banyak hikmah serta pembelajaran berharga yang dapat dipetik. Yang pertama adalah jangan pernah takut untuk bermimpi karena dengan bermimpi maka manusia akan memiliki visi dan misi yang jelas dan terarah untuk mencapai keberhasilan dalam hidup. Yang kedua, realita dalam kehidupan terkadang seringkali tidak pernah berjalan semanis dan seindah harapan serta ekspektasi manusia karena Tuhan lebih tau apa yang terbaik untuk setiap makhluk-Nya meskipun manusia seringkali tidak menyukainya sehingga tugas manusia hanya perlu berikhtiar dan tawakal serta terus berprasangka baik atas setiap ketetapan-Nya. Yang terakhir, terkadang Tuhan menjawab setiap mimpi dan doa manusia dengan cara yang berbeda dari apa yang dibayangkan dan diharapkan manusia. Berikut beberapa quotes dari Naruto yang mungkin related dengan ceritaku ini:
  • "Takdir setiap manusia memang telah ditentukan sejak mereka lahir, tetapi dengan kerja keras kita dapat mengalahkan takdir." (Naruto Uzumaki)
  • "Sampai mati pun aku akan mengejar cita-citaku." (Naruto Uzumaki)
  • "Kegagalan juga menyenangkan, hidup dengan kepercayaan bahwa cobaan itu berguna untuk menempa diri sendiri." (Jiraya)
  • "Aku gagal, tetapi masih bisa mampu bangkit kembali. Karena itu menurutku arti dari kuat yang sebenarnya." (Hyuga Hinata)
  • "Saat orang-orang menganggapmu tidak bisa apa-apa, jangan pedulikan. Karena yang bisa mengubah nasibmu adalah kamu, bukan orang lain." (Rock Lee)
  • "Kadang kamu harus terluka untuk memahami sesuatu. Lalu kamu harus jatuh untuk tumbuh, kalah untuk mendapatkan pelajaran terbesar dalam hidup melalui kepedihan." (Pain)
  • "Apa yang aku miliki bukanlah mimpi karena aku akan mewujudkannya." (Uchiha Sasuke)
  • "Jangan berimprovisasi pada apa yang tidak bisa kamu tangani." (Uchiha Madara)
  • "Seseorang yang putus sekolah akan dapat mengalahkan seorang jenius melalui kerja keras." (Rock Lee)
  • "Kegagalan tidak memberimu alasan untuk menyerah selama kau percaya pada dirimu sendiri." (Uzumaki Naruto)
  • "Jangan pernah menyerah meskipun itu menyakitkan, meskipun itu membuatmu menderita, jangan coba mengambil jalan keluar yang mudah."
  • “Tidak semua mimpi dan harapan akan terwujud sesuai dengan keinginan kita." (Orochimaru)
  • “Jika kamu percaya dengan impianmu aku akan membuktikan padamu bahwa kamu bisa meraih impianmu hanya dengan bekerja keras." (Rock Lee)
  • “Untuk mencapai tujuan akhirmu, kamu harus bersabar." (Tobi)
  • “Aku tidak peduli akan jadi apa aku di masa depan. Apakah aku akan berhasil ataupun gagal. Tapi yang pasti, apa yang aku lakukan sekarang akan membentukku di masa depan." (Naruto Uzumaki)
    Tentu menjadi suatu kesedihan bagiku ketika salah sebagian dari impian besarku untuk menempuh studi S1 di Jepang gagal terwujud mengingat telah begitu banyak pengorbanan dan besarnya harapan yang harus direalisasikan, namun ketika pada akhirnya aku bisa menginjakkan kaki di Jepang untuk pertama kalinya tentu ini merupakan sebuah kebanggaan bagiku. Meskipun pada akhirnya aku hanya bisa ke Jepang sebentar saja (kira-kira hanya 3-4 hari saja), namun perjuangan untuk bisa merasakan 3-4 hari di Jepang itu tidaklah mudah dan butuh penantian selama satu dekade lebih dari sejak aku SD untuk akhirnya aku baru bisa merasakan Jepang secara langsung ketika aku sudah berkuliah dan semoga suatu saat nanti aku dapat kembali ke Jepang untuk menebus kegagalanku bisa menempuh studi S1 di Jepang dengan menjadi awardee Beasiswa MEXT program pascasarjana nanti. Aamiin. Mohon doa dan supportnya y minasan, hehehe.

    Begitulah kisah perjalananku mewujudkan impianku ke Jepang ini. Untuk semua orang yang penting dan berharga bagiku yang telah menghantarkanku sampai di titik ini, aku mengucapkan terima kasih banyak.


Gambar 39. Arigatou, minasan.

    Semoga dari kisahku ini dapat menjadi manfaat untuk semua yang membacanya.

    Terima kasih.



    Best Regards



    Farras Athala Fauzan

Perjalanan Mewujudkan Impian ke Jepang

Minasan, Konbanwa.        Tak terasa sudah sepekan aku tidak update sesuatu y. Hari ini aku mau cerita sedikit nih tentang bagaimana aku bis...